Virus
Hepatitis C
Hepatitis C merupakan
penyakit infeksi yang dapat ditemukan di seluruh dunia, baik di negara maju
maupun di negara berkembang. Sekitar 90-95% dari seluruh hepatitis pasta
transfusi disebabkan oleh infeksi virus hepatitis C, sedangkan sebagian besar
diantaranya cenderung asimptomatik. sehingga kadang-kadang tidak terdeteksi.
Sekitar separuh dari penderita tersebut dalam perjalanan penyakitnya akan
menjadi hepatitis kronis, dan 20% di antaranya berlanjut menjadi sirosis bahkan
karsinoma hepatoseluler.
Timbulnya hepatitis C
pada transfusi tentunya akan memperburuk kondisi penderita. Di Indonesia, penggunaan darah dan
komponennya dari tahun ke tahun semakin meningkat. Komplikasi utama dari
transfusi adalah timbulnya hepatitis pasca transfusi. Pada penderita
hemofilia/talasemia seringkali harus berulang kali menerima transfusi darah dan
faktor pembekuan, sehingga mempunyai resiko tinggi untuk menderita hepatitis
pasca transfusi. Begitu pula para penderita lain yang suatu waktu harus menerima
transfusi darah, juga mempunyai resiko yang cukup besar untuk mendapat
hepatitis pasca transfusi.
Selain melalui
transfusi darah, dilaporkan juga adanya berbagai Cara penularan secara
parenteral yang juga sering mengakibatkan seseorang terinfeksi virus hepatitis
C, antara lain melalui hemodialisa, transplantasi organ, melalui jarum suntik
pada pengguna obat bius, dan lain-lain. Penularan hepatitis C pada penderita hemodialisa
tentunya akan mempersulit penanganan penderita tersebut.
Akhir-akhir ini telah
banyak dikembangkan tes serologic untuk mendeteksi adanya antibodi HCV yang merupakan
petanda infeksi virus hepatitis C. Diharapkan dengan dilakukan penelitian ini
penularan virus hepatitis C baik melalui transfusi darah dan komponennya,
ataupun secara tidak langsung melalui proses hemodialisa dapat dikurangi.
GEJALA
Kebanyakan orang tidak memiliki gejala akut. 20% mengalami penyakit kuning, 30% mengalami gejala seperti flu. Mengalami pembengkakan hati.
Kebanyakan orang tidak memiliki gejala akut. 20% mengalami penyakit kuning, 30% mengalami gejala seperti flu. Mengalami pembengkakan hati.
DIAGNOSA
Ditanyakan gejalanya bila ternyata ditemukan hepatitis virus maka akan dilakukan tes darah untuk memastikan diagnosis dan jenis virus. Bila terjadi hepatitis kronis, maka dianjurkan dilakukan biopsi.
Ditanyakan gejalanya bila ternyata ditemukan hepatitis virus maka akan dilakukan tes darah untuk memastikan diagnosis dan jenis virus. Bila terjadi hepatitis kronis, maka dianjurkan dilakukan biopsi.
PENGOBATAN
Interferon (Alferon N) dan ribavirin.
Interferon (Alferon N) dan ribavirin.
PENCEGAHAN
Tidak ada vaksin untuk hepatitis C. Cara untuk mencegah adalah dengan mengurangi resiko paparan dengan virus yaitu dengan mencegah perilaku berbagi jarum atau alat-alat pribadi seperti sikat gigi, alat cukur dan gunting kuku dengan orang yang terinfeksi.
Tidak ada vaksin untuk hepatitis C. Cara untuk mencegah adalah dengan mengurangi resiko paparan dengan virus yaitu dengan mencegah perilaku berbagi jarum atau alat-alat pribadi seperti sikat gigi, alat cukur dan gunting kuku dengan orang yang terinfeksi.
Struktur Tubuh
Virus
Hasil desain virus hepatitis C kelompok 3 menggunakan 3D max
Oleh Kelompok 3 PTI '10 B :
1. Dian Puspitasari Yulianti 100533402642
2. Dwi Harisma sari 100533402656
3. Yanar Wahyu Hertomo 100533406920
0 komentar:
Posting Komentar